Hukum

BNN Soroti Meningkatnya Keterlibatan Perempuan dalam Jaringan Narkotika

×

BNN Soroti Meningkatnya Keterlibatan Perempuan dalam Jaringan Narkotika

Sebarkan artikel ini
BNN Soroti Meningkatnya Keterlibatan Perempuan dalam Jaringan Narkotika
Doc. Foto: RRI

KOROPAK.COM – JAKARTA – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Marthinus Hukom, mengungkapkan bahwa keterlibatan perempuan dalam peredaran narkotika kini semakin mencolok. Perempuan tidak lagi hanya menjadi pengguna, tetapi sudah banyak yang berperan sebagai kurir bahkan bandar.

Dalam operasi terkini yang dilakukan BNN, dari total 285 tersangka yang diamankan, sebanyak 29 di antaranya adalah perempuan, sekitar 10 persen dari keseluruhan jumlah. “Ini menunjukkan tren baru dalam strategi sindikat narkoba,” ujar Marthinus dalam konferensi pers, Senin, 23 Juni 2025.

Ia menjelaskan bahwa para pelaku sengaja memanfaatkan perempuan karena dianggap lebih kecil kemungkinannya untuk dicurigai oleh aparat penegak hukum. Banyak dari mereka dijebak dan diperdaya oleh jaringan narkotika untuk mengantarkan barang haram tersebut.

Lebih memprihatinkan lagi, sebagian perempuan itu menyelundupkan narkoba dengan menyembunyikannya di area tubuh yang paling sulit diperiksa, termasuk alat kelamin. “Modus ini jelas menunjukkan betapa liciknya jaringan narkoba memanfaatkan tubuh dan kondisi perempuan,” tegas Marthinus.

Menurut Marthinus, perempuan seharusnya berperan sebagai penjaga nilai moral dalam masyarakat, bukan justru menjadi bagian dari aktivitas ilegal dan merusak tersebut. Ia menekankan pentingnya perlindungan dan penyadaran agar kaum perempuan tak lagi terjebak dalam rayuan sindikat narkotika.

BACA JUGA:  151 Orang Jadi Korban Kasus Penipuan Umrah di Yogyakarta

Namun, tidak sedikit dari mereka yang ternyata terlibat secara sadar. “Beberapa di antara mereka menerima tawaran sindikat karena tergiur imbalan materi,” ungkapnya.

Karena itu, BNN akan mendalami lebih jauh apakah para perempuan ini murni korban eksploitasi atau justru menjadi bagian aktif dalam jaringan. “Kami perlu menggali motif personal mereka dan posisi mereka dalam struktur sindikat,” ujarnya.

Salah satu kasus yang mencuat adalah Dewi Astutik alias Paryatin, seorang perempuan yang diduga menjadi aktor penting dalam jaringan narkoba internasional. Ia dituding terlibat dalam upaya penyelundupan sabu seberat dua ton di perairan Kepulauan Riau.

Dewi diketahui beroperasi di kawasan Golden Triangle, wilayah rawan perdagangan narkotika yang meliputi Thailand, Myanmar, dan Laos. Hasil investigasi menunjukkan ia merupakan warga negara Indonesia yang bekerja sama dengan sindikat narkoba asal Afrika.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!