Koropak.com – Gout, atau asam urat, adalah penyakit kuno yang telah tercatat dalam sejarah medis.
Ini merupakan kondisi radang rematik yang ditandai dengan kadar asam urat yang tinggi dan abnormal dalam darah (hiperurisemia) akibat gangguan metabolisme purin.
Kondisi ini menyebabkan peradangan pada sendi (arthritis) yang disebabkan oleh penumpukan kristal monosodium urat (MSU) di persendian, terutama pada sendi ibu jari, lutut, dan jari.
Gout dikenal juga sebagai “King’s Disease”, karena dahulu gout banyak ditemukan pada penduduk kelas atas yang dapat mengakses banyak pilihan makanan, seperti daging merah dan minuman anggur (wine).
Hal tersebut menyebabkan hingga saat ini, gout seringkali dihubungkan dengan tinggi asupan bahan makanan tertentu.
Gout paling banyak ditemukan pada laki-laki. Prevalensi gout tertinggi terdapat di Amerika Utara dan Eropa Barat dengan kisaran angka 1%-4% penduduk menderita Gout. Gout berkaitan dengan penyakit kardiovaskular dan gangguan fungsi ginjal.
Umumnya gout ditemukan pada penderita Gagal Ginjal Kronis (GGK), hipertensi, Diabetes Mellitus type 2, dislipidemia, penyakit jantung (termasuk penyakit jantung koroner atau PJK, gagal jantung, serta atrial fibrilasi), dan stroke.
Beberapa faktor risiko terjadinya gout, antara lain:
-Usia, semakin bertambah usia, risiko terjadinya gout semakin tinggi
-Komorbid, penyakit penyerta seperti gangguan kardiovaskular, diabetes mellitus, hiperlipidemia, hiperurisemia, menopause, dan penurunan fungsi ginjal.
-Jenis kelamin, lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, kemungkinan berkaitan dengan peran hormon estrogen
-Riwayat dalam keluarga
-Obesitas
-Penggunaan obat-obatan, seperti obat diuretik, cyclosporine, aspirin dosis rendah, serta niacin
-Kondisi stress metabolik setelah trauma atau operasi
-Osteoarthritis yang tidak terdeteksi sebelumnya
-Pola makan yang tidak seimbang: konsumsi alkohol, minuman manis (menggunakan fruktosa), daging sapi, dan kerang secara berlebihan.
Gejala klinis gout bertahap dimulai dari hiperurisemia tanpa gejala, dilanjutkan dengan pembentukan kristal MSU, intermittent gout, dan akhirnya menjadi gout kronik.
Terapi obat-obatan penanganan gout ditujukan untuk mengontrol kadar asam urat dan memecah kristal MSU. Namun, ternyata perbaikan asupan gizi serta perubahan gaya hidup merupakan terapi yang dinilai efektif belakangan ini,
Karena progresivitas gout dipengaruhi secara signifikan dari kondisi obesitas akibat pola makan yang kurang tepat. Pola makan tinggi karbohidrat, tinggi protein, serta tinggi lemak merupakan faktor risiko terjadinya gout.
Sebaliknya, diet tinggi vitamin, serat dan asam lemak tak jenuh dapat menurunkan risiko terjadinya gout.