Koropak.com – Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) telah meluncurkan sebuah aplikasi inovatif bernama Glukosaw, yang dirancang untuk membantu masyarakat memantau asupan gula.
Aplikasi Glukosaw dirancang untuk memberikan peringatan dan informasi terkait kandungan gula pada produk kemasan, terutama untuk penderita diabetes.
“Tren cuci darah di kalangan muda membuat saya khawatir, terutama karena banyak teman sering mengonsumsi minuman manis tanpa mengetahui kadar gulanya. Setelah berdiskusi dengan pembimbing, kami mengembangkan aplikasi untuk edukasi konsumen tentang kandungan gula dalam produk,” kata Muhammad Haidar Alfathin, pencipta Glukosaw.
Dengan hanya mengambil gambar tabel nilai gizi pada produk kemasan makanan atau minuman, teknologi Optical Character Recognition (OCR) akan secara otomatis membaca dan menampilkan informasi kandungan gula dalam bentuk teks dan suara.
Fitur ini mengkategorikan kandungan gula menjadi empat tingkatan, ditandai dengan huruf A hingga D. Kategori A menunjukkan bahwa produk tersebut aman dikonsumsi karena mengandung kurang dari 0,5 gram gula.
Kategori B berarti produk mengandung antara 0,5 hingga 6 gram gula, kategori C antara 6 hingga 12 gram, dan kategori D menunjukkan bahwa produk mengandung lebih dari 12 gram gula, yang sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan.
Pemberian label indikator gula ini telah disesuaikan dengan rekomendasi WHO dan Kemenkes, serta regulasi BPOM No.1 Tahun 2022 dan BPOM No. 26 Tahun 2021. Di sisi lain, Kemenkes, menyarankan bahwa konsumsi gula harian tidak boleh lebih dari 50 gram per hari, atau setara dengan empat sendok makan.
Bersamaan dengan menampilkan hasil pemindaian, aplikasi ini juga memberikan peringatan tambahan melalui getaran dan suara.
Ketika kandungan gula dikategorikan dengan huruf C atau D, aplikasi akan memberikan peringatan berupa getaran dan peringatan suara melalui fitur Text-to-Speech.
Fitur ini memanfaatkan teknologi AI untuk menganalisis informasi secara akurat dan menyampaikannya dalam bahasa yang mudah dipahami oleh pengguna.
Fitur getaran dan suara ini dirancang untuk memberikan peringatan cepat dan intuitif kepada pengguna mengenai kadar gula yang tinggi supaya dapat membantu pengguna yang memiliki gangguan penglihatan.
“Aplikasi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang kesulitan membaca label gizi. Hasilnya akurat dan mudah dipahami, membantu mengontrol asupan gula dari makanan atau minuman kemasan dengan kandungan gula tinggi,” kata Dr. Rahmi Handayani, dokter Poliklinik Politeknik Negeri Semarang.
“Dengan aplikasi ini, kami berharap dapat memberikan kemudahan bagi konsumen, terutama bagi penderita diabetes, dalam memantau asupan gula mereka sehari-hari. Kami percaya bahwa teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung kesehatan masyarakat,” ujar Mardiyono, selaku dosen pembimbing.
Saat ini tim Glukosaw yang terdiri dari Muhammad Haidar AF, Achmad Muchibin, Zulfa Rosya N. R., Aufaa Hamiidah, dan Fasya Namila T. sedang mengikuti perlombaan PKM-KC 2024 yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti melalui Ditjen. Belmawa (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan).
Aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga pola asupan gula harian dengan mengonsumsi produk yang lebih sehat (kandungan gula yang aman untuk kesehatan).
Juga mendorong produsen minuman untuk turut berkontribusi dalam menjaga keseimbangan asupan gula melalui produk-produk yang lebih sehat.
Inovasi ini merupakan wujud komitmen mahasiswa POLINES dalam mendukung kesehatan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi terbarukan.