Khasanah

Keutamaan Idul Fitri Menurut Rasulullah

×

Keutamaan Idul Fitri Menurut Rasulullah

Sebarkan artikel ini
Keutamaan Idul Fitri Menurut Rasulullah
Doc. Foto: telisik.id

 

Koropak.com – Hari Raya Idul Fitri adalah perayaan penting dalam agama Islam yang dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia.

Terkhususnya Idul Fitri 1445 H memiliki makna yang mendalam bagi umat Muslim. Hari tersebut juga menjadi waktu untuk bersyukur kepada Allah.

Perlu diketahui, sejarah Hari Raya Idul Fitri tidak terlepas dari dua peristiwa penting, yaitu perang Badar dan kebiasaan masyarakat jahiliyah.

1. Hari raya Idul Fitri dimulai pada tahun kedua Hijriah, bersamaan dengan kemenangan umat Muslim dalam perang Badar.

Kemenangan ini menjadi momen bersejarah yang menandakan bahwa di balik perayaan Idul Fitri terdapat sejarah perjuangan kaum Muslimin.

Oleh karena itu, setelah meraih kemenangan, umat Islam secara tidak langsung merayakan dua keberhasilan sekaligus, yaitu berhasil menyelesaikan ibadah puasa selama satu bulan serta kemenangan dalam perang Badar.

2. Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Arab jahiliyah merayakan dua hari raya dengan penuh kegembiraan.

Dalam sebuah hadis, dijelaskan bahwa asal-usul kedua hari raya ini berasal dari kebiasaan orang jahiliyah yang menyelenggarakan acara bermain selama dua hari tersebut.

Namun, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba, beliau menggantinya dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى

Artinya: “Dari Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad ﷺ datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha” (HR Abu Dawud & an-Nasa’i).

BACA JUGA:  Hukum Nikah Jarak Jauh, Apakah Sah Menurut Islam?

Maka Allah berfirman: wahai Malaikatku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hambaku yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka.

Kemudian ada yang berseru, ‘wahai umat Muhammad, kembalilah ke rumah-rumah kalian, aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan’.

Maka Allah swt berfirman: wahai hamba-hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku, maka tegaklah kalian dengan mendapatkan ampunan-Ku terhadap kalian.

Syekh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairomi dalam kitabnya Hasiyah al-Bujairami alal Khatib memaknai makna hari raya bukan sekedar tentang pakaian baru dan sesuatu yang serba baru.

Meski pada dasarnya dianjurkan menggunakan pakaian baru, pada hakikatnya bukan itu maksud dan makna dari hari raya yang sesungguhnya. Syekh Sulaiman mengatakan:

Semua itu, (dianggap hari raya) setelah sempurnanya ibadah dan ketaatannya. Dan Idul Fitri bukanlah bagi orang yang menggunakan pakaian baru.

Namun, bagi orang yang ketaatannya bertambah. Idul Fitri bukanlah bagi orang yang berpenampilan dengan pakaian dan kendaraan.

Namun, Idul Fitri hanyalah bagi orang yang dosa-dosanya diampuni.” (Syekh Sulaiman al-Bujairami, Hasiyah al-Bujairami alal Khatib, juz 5, h. 412).

Betapapun demikian, sah-sah saja menggunakan pakaian baru untuk menyambut hari raya Idul Fitri. Karena, pakaian baru bagaikan simbol dari bersihnya hati, dan sebagai syiar Islam ketika hari raya Fitri.

Namun, semua itu akan lebih baik jika diimbangi dengan melaksanakan dan mengutamakan ibadah di bulan Ramadhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!