KOROPAK.COM – Ilmuwan baru saja mengungkap pergerakan yang tak terduga dari Titik Merah Raksasa (Great Red Spot/GRS), badai besar yang telah mengamuk di Jupiter selama 190 tahun. Badai ini dikenal sebagai yang terbesar di tata surya, cukup luas untuk menelan Bumi di dalamnya.
Pengamatan dilakukan dengan teleskop luar angkasa Hubble milik NASA, yang memungkinkan ilmuwan merekam pergerakan dan perubahan bentuk GRS selama 90 hari, mulai dari Desember 2023 hingga Maret 2024.
Amy Simon, ilmuwan planet dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, menyatakan bahwa badai ini mengalami gerakan masuk dan keluar yang terjadi secara bersamaan, bahkan dengan variasi kecepatan.
“GRS benar-benar bergerak dengan cara yang tak terduga,” ungkapnya, menggambarkan badai ini bergoyang seperti agar-agar dan memiliki bentuk mirip bola remas pelepas stres.
Penelitian menunjukkan bahwa GRS merupakan badai antisiklon—berputar berlawanan arah jarum jam—dan memiliki bentuk serta warna yang berubah dari waktu ke waktu.
Resolusi tinggi Hubble juga membantu ilmuwan mengamati detail perubahan ini hingga ke tingkat harian, termasuk pergeseran warna yang misterius.
Selain Hubble, teleskop luar angkasa James Webb juga digunakan dalam penelitian lanjutan. Studi terbaru yang dipublikasikan pada 27 September 2024 di Journal of Geophysical Research: Planets mengungkap bahwa pusat GRS bersuhu dingin, memungkinkan terbentuknya awan tebal akibat kondensasi amonia di mata badai.
Penelitian ini juga menemukan adanya gas fosfina, yang diperkirakan berperan dalam menciptakan warna merah khas GRS, membuatnya menjadi ikon langit Jupiter yang menarik perhatian para astronom di seluruh dunia.