Pendidikan

Diskusi Panel Bahas Praktik Terbaik Pendidikan Perubahan Iklim

×

Diskusi Panel Bahas Praktik Terbaik Pendidikan Perubahan Iklim

Sebarkan artikel ini
Diskusi Panel Bahas Praktik Terbaik Pendidikan Perubahan Iklim
Doc. Foto: Kemendikbud.go.id

Koropak.com – Dalam acara bertajuk “Bergerak Bersama untuk Pendidikan Perubahan Iklim dalam Kurikulum Merdeka,” juga dilaksanakan diskusi panel yang membahas penerapan terbaik Pendidikan Perubahan Iklim.

Diskusi ini menghadirkan tiga pembicara yang telah menerapkan praktik baik Pendidikan Perubahan Iklim di sekolah maupun di masyarakat. Suyanti Supardi, Pendiri dan Kepala Sekolah Alam Pacitan, menjelaskan bahwa inisiatif Pendidikan Perubahan Iklim di sekolahnya bermula dari kondisi geografis Kota Pacitan.

Dan masalah perilaku membuang sampah sembarangan di kota tersebut. Suyanti bersama komunitas sekolah alam telah merancang 18 program pembelajaran lingkungan yang dikembangkan dan disajikan dengan cara yang menarik.

“Program pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat pendidikan perubahan menjadi menarik dan diharapkan mampu menumbuhkan minat anak murid,” ungkap Suyanti dilansir dari laman Kemendikbud.go.id Selasa (27/8).

Suyanti menambahkan, salah satu program yang dilakukan adalah Pembiasaan Pagi, dimana para murid melakukan presentasi pagi tentang lingkungan, presentasi mengenai penyelamatan lingkungan, melakukan pembiasaan hemat energi, dan aktivitas Sejenak Memungut (Semut).

“Gerakan ini berangkat dari adanya kesadaran, selain itu langkah persuasif juga harus dilakukan ke berbagai pihak dengan memberikan contoh perilaku yang telah dilakukan. Gerakan ini tidak bisa dilakukan sendirian, harus ada dukungan dari keluarga, warga sekitar, dan pihak-pihak lain yang terkait yang juga bisa memberikan kontribusi besar dalam mengintegrasikan pendidikan perubahan iklim,” tutur Suyanti.

Suyanti berharap Panduan Pendidikan Perubahan Iklim dan praktik baik yang telah diterapkannya dapat memotivasi banyak pihak, terutama di Pacitan, serta membawa perbaikan signifikan bagi masyarakat dan lingkungan pendidikan di daerah tersebut.

“Marilah kita mendukung Pendidikan Perubahan Iklim dengan memulai dari diri sendiri, memberikan contoh positif, menciptakan dampak yang bermanfaat, dan terus menjadi sumber inspirasi,” tutupnya.

Selain itu, praktik baik lainnya turut dipaparkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Barat, Lobu Ori. Dalam paparannya, ia bercerita tentang latar belakang dari Pendidikan Perubahan Iklim yang dilakukannya.

Kondisi cuaca ekstrem di tempatnya membuat warga banyak yang gagal panen dan berdampak kekurangan gizi murid, bahkan beberapa diantaranya pingsan di sekolah karena tidak makan sebelum bersekolah.

“Kami membuat program bernama Green School, dimana para siswa wajib menanam satu pohon, sehingga membuat sekolah menjadi rindang dan nyaman untuk belajar. Kemudian, ketika panen, semua murid bisa makan bersama di sekolah, dengan begitu program ini juga menjadi upaya dalam menambah asupan gizi di sekolah,” ungkap Ori.

BACA JUGA:  Lima Mahasiswa PT Neosia Raih Prestasi Global di Jakarta

Ori menuturkan, Green School juga turut menanamkan jiwa menanam sejak dini kepada siswa, dan tanaman yang ditanam wajib organik tanpa pupuk kimia. Menurutnya, Pendidikan Perubahan Iklim sangat relevan dalam menjawab berbagai tantangan yang dihadapi di Kabupaten Sumba Barat.

“Dalam konteks Kurikulum Merdeka, para siswa juga belajar tentang literasi dan numerasi. Contohnya, ketika mereka menulis nama pohon. Mereka belajar menulis nama pohon dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa daerah, bahkan bahasa Latin. Tapi yang terpenting, murid juga lebih senang dan bahagia ketika mereka datang belajar ke sekolah. Kami sangat bersemangat melakukan hal ini dan kami harap pemerintah bisa terus membantu, mendukung, dan mengapresiasi kami dalam bentuk apa pun,” jelasnya.

Dalam praktiknya, Ori mengungkapkan bahwa tidak mudah untuk dapat menerapkan Pendidikan Perubahan Iklim di daerahnya. Dengan segala keterbatasan.

menurut Ori kemitraan yang dilakukan daerahnya terus mendorong beragam perjuangan dalam menanggulangi tantangan di daerahnya.

“Dengan praktik baik yang sudah kami lakukan di Kabupaten Sumba Barat, semoga semakin banyak pihak yang dapat membantu menyukseskan dan membuat daerah kami siap menghadapi tantangan iklim kedepannya,” pungkas Ori.

Senada dengan Suyanti dan Lobu Ori, Siti Kamila, guru SMP Negeri 3 Putik, Kabupaten Kepulauan Anambas, juga turut menyampaikan praktik baik yang dilakukannya di sekolah.

Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan bahwa penerapan metode pembelajaran didasarkan pada kondisi lingkungan dan dampak iklim di Kepulauan Anambas.

Dari kondisi tersebut, Siti, seorang guru, merasa bahwa proses pembelajaran harus dirancang untuk mengatasi keterbatasan yang ada dan meningkatkan kemampuan siswa.

“Seringkali, orang melihat sekolah kami tampak cantik dan teratur, dan mengira itu terjadi karena kami membeli banyak peralatan baru. Padahal, keindahan dan kerapian sekolah kami sebenarnya berkat kemampuan kami dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia,” tambah Siti.

Siti menjelaskan, berkaitan dengan konteks Kurikulum Merdeka, di sekolahnya telah melakukan Projek Penguatan Pelajar Profil Pancasila (P5) dengan konsep ketahanan pangan. Selain itu, praktik baik yang telah dilakukannya menjadi efektif dan efisien karena menggunakan media yang ada di lingkungan sekolah.

“Dengan penerapan pembelajaran dan biaya yang murah, kami terus memanfaatkan apa saja yang ada di lingkungan sekolah. Puji syukur, para murid merespon baik karena mereka merasa bahagia dengan metode pembelajaran ini dengan praktik langsung di lapangan,” tutup Siti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!