Koropak.com – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia melakukan kunjungan lapangan dan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Pengembangan Wilayah Fungsional di Provinsi Jawa Barat pada Selasa (27/8/2024).
Acara ini berlangsung di tiga lokasi di Kabupaten Garut, yaitu Garut Packaging House (GPH), Kebun Hortikultura Eptilu, dan Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba dan Kambing (BPPTDK) Margawati.
Rombongan Bappenas yang dipimpin oleh Direktur Regional I, Abdul Malik Sadat Idris, disambut oleh Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil (Diskop UKM) Kabupaten Garut, Rizky Ridznurdhin, di Garut Packaging House (GPH) yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Garut Kota.
Menurut Rizky, kunjungan Bappenas merupakan kesempatan besar bagi Kabupaten Garut, terutama untuk pengembangan kawasan di sektor UKM. “Bappenas sangat menghargai usaha yang telah dilakukan Pemkab Garut, terutama melalui GPH ini,” kata Rizky.
Rizky menjelaskan bahwa GPH telah berfungsi dengan baik dan pihaknya berencana untuk mengembangkan program tersebut dengan memanfaatkan teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI) melalui inovasi yang disebut Myopia.
“AI penting karena saat ini kita hidup dalam disrupsi teknologi seperti AI, big data analytics, dan blockchain. Dengan Myopia, para pelaku UKM bisa lebih mudah berkreasi dalam hal pengemasan produk,” tambahnya.
Dalam upayanya untuk mengembangkan UKM, Rizky juga menekankan kerjasama dengan Grab untuk memajukan Garut menuju digitalisasi dan mendapatkan modal.
Program lain yang sedang dipersiapkan adalah “ASN Belanja,” di mana para ASN di lingkungan Pemkab Garut akan mendapatkan diskon khusus saat membeli produk UKM lokal melalui merchant Grab.
“Ini sebenarnya akan menjadi ukuran kinerja yang akan kita diskusikan dengan Pak Pj Bupati dan Sekda. Kolaborasi ini penting karena di satu sisi UKM membutuhkan pasar, dan kita memiliki kekuatan sebagai pembeli. Jadi, kenapa tidak memanfaatkan potensi ini untuk membeli produk-produk UKM?” ujar Rizky.
Direktur Regional I Bappenas, Abdul Malik Sadat Idris, mengapresiasi langkah Pemkab Garut dalam mendorong hilirisasi produk melalui GPH, karena didalamnya terdapat penambahan nilai income hingga perkembangan bisnis dari masyarakat Kabupaten Garut, sehingga standar produknya menjadi lebih tinggi serta profesional.
“Ini luar biasa dari Myopia, nilainya semakin bagus, kemudian juga kolaboratif dari awal ada digitalisasinya dengan Grab, kemudian juga dari financing-nya dari BJB pun sudah mulai tengok-tengok, mudah-mudahan ini terus berkembang, menjadi kesejahteraan bagi masyarakat dan Garut pada umumnya,” tutur Malik.
Malik juga memaparkan bahwa melalui GPH, produk-produk lokal yang awalnya tradisional kini lebih bernilai jual setelah mendapat pendampingan dalam pengemasan, pemasaran, dan branding.
“Ini luar biasa inisiasi dari GPU, mungkin kami di pihak pusat akan mempelajari dan mereplikasinya contoh yang baik ini, baik di Garut sendiri ke depan maupun untuk wilayah lainnya,” tandasnya.