KOROPAK.COM – Perayaan Cap Go Meh di Kelenteng Eng An Kiong, Malang, berlangsung meriah dengan pembagian 3.000 piring lontong. Kelenteng yang telah berdiri selama 196 tahun ini merupakan salah satu cagar budaya yang megah dan bersejarah di Kota Malang.
Dikutip dari detikTravel, Kelenteng Eng An Kiong adalah salah satu bangunan tertua di kota tersebut dan telah ditetapkan sebagai situs heritage. Dengan struktur bangunan yang masih berdiri kokoh, sulit dipercaya bahwa kelenteng ini telah hampir mencapai usia dua abad.
Menurut situs resmi Kota Malang, Ketua Majelis Agama Khonghucu Kota Malang, Halim Tobing, menjelaskan bahwa Kelenteng Eng An Kiong didirikan pada tahun 1825 oleh seorang tokoh militer bernama Liutenant Kwee Sam Hway.
Pembangunan kelenteng ini dilakukan dalam dua tahap, dimulai dengan ruang utama pada 1825, kemudian dilanjutkan dengan bagian lainnya antara tahun 1895 hingga 1934.
Nama “Eng An Kiong” memiliki makna mendalam, yaitu “istana keselamatan dalam keabadian Tuhan” dan merupakan penghormatan kepada Dewa Bumi. Kelenteng ini juga dikenal sebagai Kelenteng Tridharma, yang menjadi tempat ibadah bagi tiga ajaran, yakni Khonghucu, Buddha, dan Taoisme.
Saat memasuki kelenteng, pengunjung akan disambut oleh altar-altar dengan berbagai persembahan yang tertata rapi. Simbol naga yang melambangkan keperkasaan juga banyak dijumpai di berbagai sudut.
Selain itu, bangunan kelenteng didominasi warna merah dan kuning—merah melambangkan kehidupan, kebahagiaan, serta keberanian, sementara kuning mencerminkan keagungan.
Hingga kini, hampir 90 persen struktur dan ornamen asli Kelenteng Eng An Kiong masih terjaga keasliannya, termasuk tiang-tiang kokoh yang tetap berdiri sejak pertama kali dibangun.