Koropak.com – Media pemerintah Iran melaporkan pada Sabtu (14/9), bahwa Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menegaskan komitmen Teheran terhadap jalur diplomasi dalam menyelesaikan sengketa internasional, namun dengan tegas menolak pendekatan “ancaman dan tekanan.”
Pernyataan ini muncul di tengah eskalasi sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan tiga negara Eropa terhadap sektor penerbangan Iran, setelah tuduhan keterlibatan Teheran dalam memasok rudal balistik ke Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Pernyataan Araqchi datang hanya sehari setelah kepala diplomat Uni Eropa menyatakan bahwa blok tersebut sedang mempertimbangkan sanksi tambahan yang menargetkan sektor penerbangan Iran sebagai respons terhadap laporan yang mengaitkan Teheran dengan pengiriman rudal ke Rusia.
Iran, di tengah tekanan internasional, tetap mempertahankan posisinya sebagai kekuatan regional yang mandiri dan menolak tuduhan tersebut.
“Iran tetap berjalan di jalannya dengan kekuatan, meskipun kami selalu terbuka untuk dialog guna menyelesaikan sengketa… namun dialog itu harus berlandaskan pada prinsip saling menghormati, bukan dengan ancaman atau tekanan,” ujar Araqchi, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita resmi IRNA.
Araqchi, dalam pernyataan pada Rabu (11/9), kembali menegaskan bahwa Iran tidak pernah mengirimkan rudal balistik kepada Rusia, menepis tuduhan yang menjadi dasar sanksi internasional tersebut.
Menurutnya, sanksi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan tiga kekuatan Eropa Jerman, Inggris, dan Prancis tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi justru memperburuk ketegangan.
Amerika Serikat bersama ketiga negara Eropa tersebut pada Selasa (10/9) menerapkan serangkaian sanksi baru terhadap Iran, yang di antaranya menarget maskapai penerbangan nasional, Iran Air, sebagai bagian dari upaya menekan Iran dalam perseteruan global yang semakin intensif.
