KOROPAK.COM – Beberapa tahun yang lalu, kita sering melihat tren konten vlog yang menampilkan influencer berlomba-lomba menunjukkan hasil belanja mereka atau memamerkan koleksi makeup, skincare, pakaian, dan lain-lain.
Tidak bisa dipungkiri, melihat konten seperti itu bisa memicu rasa ingin mencoba dan meniru gaya hidup mereka, berharap bisa merasakan kebahagiaan atau kesenangan seperti yang tergambar di vlog tersebut.
Namun, seiring berjalannya waktu, tren tersebut tampaknya mulai memudar. Munculnya tren video shopping haul ternyata diiringi dengan kesadaran baru, khususnya di kalangan Gen Z dan milenial, tentang dampak buruk yang ditimbulkan dari konsumsi berlebihan terhadap lingkungan, sosial, dan kondisi keuangan yang bisa semakin tertekan.
Kesadaran inilah yang memunculkan istilah baru di media sosial, seperti “underconsumption core”, yang viral di TikTok. Sebagai kebalikan dari overconsumption, tren ini mengajak masyarakat untuk kembali hidup dengan cara yang lebih sederhana dan hemat, serta lebih ramah lingkungan.
Underconsumption mencakup tindakan seperti membeli hanya barang yang benar-benar dibutuhkan, memikirkan kembali tujuan memiliki barang tertentu, dan menggunakan barang tersebut hingga benar-benar habis.
Manfaat Underconsumption
Tidak bisa dipungkiri bahwa ketidakpastian ekonomi setelah pandemi memengaruhi banyak orang. Namun, kreator di TikTok dan Instagram tetap memberikan rekomendasi barang yang harus dibeli dan memperlihatkan produk-produk itu di lingkungan rumah mereka yang tampak sempurna.
Hal ini sering kali menciptakan persepsi bahwa memiliki barang-barang tersebut akan membawa kebahagiaan dan kesempurnaan, dan banyak orang merasa terdorong untuk mengikuti tren tersebut, bahkan dengan risiko finansial. Ini sering kali menjadi siklus yang sulit dihentikan, dengan banyak orang merasa terjebak dalam gaya hidup konsumtif.
Kondisi inilah yang membuat tren underconsumption menjadi sangat relevan, karena memberi manfaat bagi banyak orang dengan mengingatkan mereka untuk lebih bijak dalam mengonsumsi dan mengurangi tekanan sosial yang ada di media sosial.
Kebiasaan Konsumtif dan Dampak Social-Commerce
Belum lama ini, TikTok meluncurkan fitur baru bernama TikTok Shop yang memudahkan penggunanya untuk membeli dan menjual barang langsung di aplikasi.
Meskipun fitur ini sangat praktis dan menguntungkan bagi penjual, banyak yang berpendapat bahwa hal ini mendorong kebiasaan konsumtif yang tidak mindful dan bisa menambah kelelahan bagi pengguna yang terus-menerus terpapar iklan dan promosi produk.
Fenomena ini menambah tantangan bagi banyak orang dalam mempertahankan pola konsumsi yang sehat dan bijaksana di tengah kemudahan akses belanja online yang semakin besar.