Koropak.com – Menjelang pendaftaran pasangan calon untuk Pilkada 2024, persaingan untuk kursi Gubernur Jakarta menarik perhatian publik.
Dinamika wacana Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus berpotensi membuat Anies Baswedan gagal memperoleh tiket untuk menjadi calon gubernur di Pilgub Jakarta 2024.
Pengamat politik senior Rocky Gerung mengatakan Pilgub Jakarta mesti dilihat sebagai acuan politik masa depan terutama menuju pilpres 2029. Menurut dia, Anies ada di dalam circle tersebut dan potensinya di 2029 dikhawatirkan oleh Joko Widodo atau Jokowi.
“Tapi, sekali lagi, posisi Anies tidak mungkin berada di aura dominan kalau Jokowi masih ada di dalam sistem,” kata Rocky dalam akun YouTube Rocky Gerung Official yang dikutip pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Rocky menyoroti Pilgub Jakarta 2024 seperti jadi sikap akhir posisi Anies. Kata dia, motif sebenarnya Anies maju dalam Pilgub Jakarta juga menjadi faktor penilaian.
“Itu sangat tergantung kepada motif Anies sendiri kan. Kalau motif Anies hanya menjadikan DKI sebagai lompatan, pasti dia dihalang-halangi oleh Jokowi,” ujarnya.
Namun, menurut dia, jika Anies ingin menjadikan Jakarta sebagai awal perlawanan maka akan diingat. Ia bilang eks capres 2024 itu akan diingat sebagai tokoh oposisi yang secara sistemik dipandu oleh kepentingan masa depan.
Bagi Rocky, Anies mesti punya portofolio tokoh oposisi yang melekat jika ada niat menuju 2029. “Tapi, kalau Anies hanya sekadar cari jabatan, hanya untuk memungkinkan dia lolos ke 2029 tanpa portofolio oposisi, itu akan memacetkan kembali seluruh ambisi Anies,” tambahnya.
Rocky menuturkan Pilgub Jakarta seperti dibaca dalam rangka ‘tukar tambah’ antara Partai Gerindra dengan Golkar. Tapi, ia menyampaikan prinsipnya dalam hal ini tetap satu yaitu motif Anies sendiri yang jadi penentu.
“Dia masuk ke DKI sebagai investasi 2029 atau dia ada di DKI dalam upaya membangun politik oposisi itu,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan jika dalam fakta politik sekarang misalnya tak dikehendaki Jokowi maka Anies mesti paham bahwa ia sebetulnya dipermainkan.
“Dipermainakn oleh sebut saja koordinasi politik antara keinginan Jokowi dan kehati-hatian pak Prabowo, kan itu dasarnya itu,” imbuhnya.
Bagi dia, kemungkinan-kemungkinan ke depan dalam politik Pilgub Jakarta mesti dibaca. Hal itu termasuk apakah Anies akan dapat dukungan parpol untuk maju jadi cagub.
“Apakah Anies akan disponsori oleh Nasdem (atau) Nasdem batalin sponsor kepada Anies? Jadi, Anies itu jadi permainan bola yang disepak kiri kanan tuh,” ucapnya.
Rocky mengatakan saat ini menunggu Anies untuk mengucapkan lebih awal posisinya dalam kompetisi di Jakarta.
“Mau investasi di 2029 atau memimpin politik oposisi. Mau memimpin politik yang memungkinkan demokrasi diucapkan lagi dalam kompetisi yang sehat. Jadi, sekali lagi ini masalah mental Anies sendiri sebagai calon pemimpin,” ucapnya.
Dinamika menuju Pilgub Jakarta diketahui saat ini mencuat wacana Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Wacana poros itu dengan mengajak parpol lain bergabung dengan KIM sehingga dinamakan KIM Plus.
Adapun Anies sejauh ini belum ada kepastian maju di Pilgub Jakarta karena belum ada kendaraan politiknya. Nasdem yang sempat nyatakan dukung Anies tapi belakangan perlihatkan sinyal tak jelas melalui salah satu elitenya yakni Ahmad Sahroni.