KOROPAK.COM – Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kerja sama investasi dengan China melalui penyelenggaraan Indonesia-China Investment Forum 2024. Acara yang berlangsung sukses di Hotel Shangri-La, Nanning, ini menjadi platform strategis untuk menarik perhatian investor China agar berinvestasi di Indonesia.
Forum tersebut dihadiri oleh pejabat senior dari kedua negara, termasuk Deputi Menteri Investasi, Nurul Ichwan, Konsul Jenderal RI di Guangzhou, Ben Perkasa, serta Mardyana Listyowati dari Kementerian Perdagangan.
Dari pihak China, hadir Yang Jinghua, Wakil Direktur Komite Tetap Kongres Rakyat Daerah Otonomi Guangxi, menunjukkan komitmen bilateral yang kuat.
Di antara panelis penting yang hadir adalah Cahyo Purnomo, Direktur Promosi Asia Timur, Asia Tengah, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Kementerian Investasi/BKPM, dan Alugoro Mulyowahyudi, Presiden Krakatau Sarana Infrastruktur. Acara ini dihadiri sekitar 150 tamu undangan dari berbagai sektor industri di Nanning.
Salah satu momen menarik dalam forum ini adalah pemaparan oleh Xiang Tao, Direktur Teknik Bisnis Luar Negeri SAIC dari GM Wuling Automobile Limited. Ia berbagi pengalaman investasi Wuling di Indonesia yang dimulai sejak 2015.
Xiang menjelaskan bahwa Wuling melihat potensi besar pasar Indonesia, baik dari segi tenaga kerja, infrastruktur, maupun kebijakan pemerintah yang mendukung investasi. “Pengalaman kami membuktikan bahwa Indonesia adalah pilihan tepat untuk ekspansi bisnis,” tegas Xiang.
Deputi Menteri Investasi, Nurul Ichwan, dalam sambutannya, menekankan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif, mencapai 5,2 persen, menjadikan negara ini sebagai yang tercepat kedua di dunia setelah India. Ini menunjukkan stabilitas kebijakan ekonomi yang mendukung investasi dan fondasi ekonomi yang kuat.
Nurul juga mengidentifikasi sektor-sektor prioritas seperti infrastruktur, manufaktur, dan energi terbarukan sebagai fokus pemerintah untuk menarik lebih banyak investasi. Ia menyoroti peran penting investasi asing, terutama dari China, dalam mendukung proyek-proyek strategis nasional.
“Kerja sama dengan China telah memberikan dampak signifikan bagi pembangunan di Indonesia, terutama dalam transisi menuju energi hijau,” ujarnya.
Reformasi birokrasi juga menjadi fokus utama pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif. Beberapa inisiatif yang telah dilakukan termasuk penyederhanaan proses perizinan dan peningkatan transparansi dalam berbisnis.
Konsul Jenderal RI di Guangzhou, Ben Perkasa, menekankan pentingnya hubungan diplomatik yang kuat untuk mendukung kerja sama ekonomi. Ia menyebut China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, dengan investasi yang terus meningkat di sektor teknologi dan infrastruktur.
“Hubungan bilateral yang semakin erat memberikan peluang besar bagi kedua negara untuk terus memperkuat kerja sama ekonomi,” ungkap Ben.
Mardyana Listyowati dari Kementerian Perdagangan menambahkan bahwa forum ini juga bertujuan untuk memperkuat perdagangan bilateral. “China adalah pasar ekspor utama bagi Indonesia, dan dengan investasi yang lebih kuat, kita dapat memaksimalkan peluang perdagangan yang ada,” ujarnya.
Cahyo Purnomo menekankan potensi besar investasi di luar Pulau Jawa, khususnya di Kalimantan, yang kini menjadi lokasi Ibu Kota Negara (IKN). Ia mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia telah menyediakan berbagai insentif investasi, termasuk pembebasan pajak bagi perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu.
“Indonesia terus berupaya meningkatkan daya saing melalui reformasi ekonomi, yang telah membawa Indonesia naik peringkat dalam indeks daya saing global dari posisi 34 menjadi 27,” pungkas Cahyo.
Melalui forum ini, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memanfaatkan potensi kerja sama dengan China untuk pembangunan yang berkelanjutan.