KOROPAK.COM – TASIKMALAYA – Kematian balita asal Karikil Mangkubumi di IGD RSUD Soekardjo pada Jumat dini hari kembali membuka diskusi soal kesiapan layanan darurat saat hari libur. Manajemen RS berjanji lakukan evaluasi menyeluruh.
Erif Safaat, perwakilan keluarga, menyampaikan keluhannya kepada awak media. Menurutnya, balita asal Kelurahan Karikil Mangkubumi itu awalnya dirawat di RS Jasa Kartini sebelum dirujuk ke RSUD Dr. Soekardjo sekitar pukul 01.00 WIB dalam kondisi kritis.
Pihak RS Jasa Kartini telah merekomendasikan pasien untuk masuk PICU. Namun, kata Erif, dari pukul 01.00 hingga 08.00 pagi, balita tersebut tetap berada di IGD tanpa penanganan dokter spesialis, dengan alasan hari libur 1 Muharram.
Menanggapi hal ini, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Dr. Soekardjo, Dr. dr. Rr. Titie Purwaningsari, MMRS, FISQua, menjelaskan bahwa pasien memang tiba dalam kondisi sangat kritis.
“Berdasarkan pemeriksaan awal, pasien mengalami pembengkakan kepala yang mengarah ke hidrosefalus, infeksi menahun, serta terindikasi paparan virus dan bakteri. Tingkat kesadaran pasien sangat rendah, hanya pada skala 5 (GCS),” ucapnya
Titie menambahkan, pasien sudah dalam kondisi terintubasi dengan saturasi oksigen di bawah 50 persen. Selain itu, pasien tidak membawa dokumen medis lengkap dari rumah sakit sebelumnya, hanya hasil CT scan.
Oleh karena itu, pemeriksaan ulang di IGD diperlukan sebelum pasien bisa dipindahkan ke PICU. Ia mengakui adanya keterbatasan sumber daya medis, termasuk dokter spesialis, pada hari libur nasional.
Meski demikian, Titie menegaskan bahwa tim medis yang bertugas tetap menjalankan prosedur penanganan sesuai protokol.
“RSUD dr. Soekardjo tetap beroperasi 24 jam, bahkan pada hari libur,” tegas Titie.
Ia menambahkan bahwa insiden ini akan menjadi bahan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pelayanan gawat darurat, komunikasi internal, serta mekanisme integrasi BPJS, terutama saat hari libur nasional.