Nasional

WWF Indonesia Perkenalkan Teknologi ANT untuk Konservasi Penyu Bali

×

WWF Indonesia Perkenalkan Teknologi ANT untuk Konservasi Penyu Bali

Sebarkan artikel ini
WWF Indonesia Perkenalkan Teknologi ANT untuk Konservasi Penyu Bali

 

Koropak.com – Untuk melestarikan penyu di Bali, Yayasan WWF Indonesia berkolaborasi dengan Indosat Ooredoo Hutchison memperkenalkan program inovatif yang disebut Adopt Nest Technology (ANT). Program ini menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) untuk memantau suhu sarang penyu secara langsung.

Di Desa Perancak, Jembrana, bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan penetasan telur penyu dan melibatkan masyarakat dalam upaya konservasi. Melalui teknologi ini, para adopter sarang penyu dapat memantau langsung perkembangan telur-telur yang mereka adopsi.

“Teknologi ANT ini merupakan langkah maju dalam konservasi penyu,” ujar Yuliana Fitri Syamsuni, Marine ETP Species Specialist Yayasan WWF Indonesia.

Pentingnya suhu sarang, menurutnya sangat berpengaruh terhadap penentuan jenis kelamin tukik. Suhu yang lebih hangat cenderung menghasilkan tukik betina, sedangkan suhu yang lebih dingin menghasilkan tukik jantan.

Perubahan iklim global yang menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut mengancam keseimbangan jenis kelamin populasi penyu.

manfaat dari program ANT yakni, teknologi ANT memungkinkan pemantauan suhu sarang secara terus-menerus, sehingga dapat diambil tindakan cepat jika terjadi perubahan suhu yang signifikan.

BACA JUGA:  Prabowo Nilai Indonesia-Turki Sebagai Mitra Strategis

Program adopsi sarang penyu yang didukung teknologi ANT memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi penyu.

Selain itu, kata dia, teknologi ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan wisata edukasi berbasis konservasi, sehingga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Data yang diperoleh dari program ANT dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut tentang biologi penyu dan dampak perubahan iklim terhadap populasi penyu.

Sementara itu, Ketua Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih, I Wayan Anom Astika Jaya, menyambut baik inovasi ini.

“Dengan diluncurkannya program ANT, diharapkan semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam upaya pelestarian penyu di Bali,” harapnya.

Kerja sama antara WWF, Indosat, dan masyarakat lokal ini membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang ampuh untuk melindungi satwa liar yang terancam punah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!