Nasional

PCO Ajak Masyarakat Cerdas Sebarkan Informasi Selama Lebaran

×

PCO Ajak Masyarakat Cerdas Sebarkan Informasi Selama Lebaran

Sebarkan artikel ini
PCO Ajak Masyarakat Cerdas Sebarkan Informasi Selama Lebaran
Doc. Foto: Ilustrasi

KOROPAK.COM – JAKARTA – Tercatat bahwa penyebaran informasi yang tidak terverifikasi sering kali membawa dampak besar bagi masyarakat. Dari propaganda pada masa perang hingga penyebaran hoaks di era digital, tantangan untuk memilah informasi terus berkembang.

Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) kini mengajak masyarakat untuk menjadikan libur Lebaran sebagai kesempatan untuk bijak dalam memilih dan menyebarkan informasi, sebagai bentuk pelajaran dari sejarah.

Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi PCO, Noudhy Valdryno, menegaskan bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menjaga ketahanan informasi.

“Lebaran adalah waktu yang penuh kebahagiaan, namun juga rentan terhadap penyebaran informasi yang tidak tepat. Seperti yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto, semangat Lebaran seharusnya memperkuat persatuan bangsa, bukan sebaliknya,” ujar Noudhy pada konferensi pers di Jakarta, Rabu (2/4/2025).

Diketahui bahwa informasi yang salah dapat mengguncang struktur sosial. Dari propaganda selama Perang Dingin hingga manipulasi opini publik di dunia modern, hoaks menjadi alat politik yang berbahaya. Kini, tantangan tersebut hadir dalam bentuk misinformasi, disinformasi, dan mal-informasi yang sering kali mewarnai dunia digital.

1. Misinformasi terjadi ketika informasi yang salah disebarkan tanpa niat jahat, umumnya karena kurangnya verifikasi.

2. Disinformasi adalah penyebaran informasi salah yang dilakukan dengan sengaja untuk menyesatkan atau merugikan pihak tertentu. “Jika menemukan informasi seperti ini, segera laporkan ke Kementerian Komunikasi dan Digital melalui aduankonten@mail.kominfo.go.id,” tegas Noudhy.

BACA JUGA:  Mulai 2025, Iuran BPJS Kesehatan Bisa Meningkat

3. Mal-informasi merupakan informasi yang benar tetapi disampaikan dalam konteks atau waktu yang salah, sehingga menimbulkan kebingungannya.

Noudhy memberi contoh soal isu “penurunan drastis jumlah pemudik” yang beredar, meskipun masa mudik masih berlangsung. “Sering kali data yang belum lengkap dipakai untuk menarik kesimpulan yang salah, menyebabkan kepanikan yang tidak perlu,” katanya, menekankan pentingnya memahami konteks sebelum menyebarkan informasi.

Sejarah telah menunjukkan bagaimana berita palsu dapat memicu ketegangan sosial, merusak reputasi, bahkan mempengaruhi stabilitas pemerintahan. Ketahanan sebuah bangsa tak hanya bergantung pada kekuatan ekonomi atau militer, tetapi juga pada ketahanan informasi masyarakatnya.

“Di era digital ini, informasi menyesatkan dapat tersebar dengan mudah, terutama melalui platform media sosial. Oleh karena itu, penting untuk mengandalkan akun resmi pemerintah sebagai sumber verifikasi yang memiliki data akurat dan terpercaya,” tambah Noudhy.

Dari pelajaran sejarah, kini saatnya masyarakat lebih bijak dalam memilih dan menyebarkan informasi. Dengan begitu, bangsa ini bisa memperkuat ketahanan sosial, mengikuti jejak generasi sebelumnya dalam menghadapi tantangan informasi di era mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!