Nasional

Panen Raya 2025, Dedi Mulyadi Serukan Perlindungan Kesehatan Petani

×

Panen Raya 2025, Dedi Mulyadi Serukan Perlindungan Kesehatan Petani

Sebarkan artikel ini
Panen Raya 2025, Dedi Mulyadi Serukan Perlindungan Kesehatan Petani
Doc. Foto: Tangkapan Layar YouTube/Sekretariat Presiden

KOROPAK.COM – MAJALENGKA – Senin, 7 April 2025 menjadi penanda sejarah baru bagi dunia pertanian Indonesia. Di hari itu, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, secara langsung memimpin panen raya padi di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka.

Lebih dari sekadar panen, kegiatan ini mencerminkan transformasi sektor pertanian menuju kemandirian pangan nasional. Acara tersebut digelar secara serentak di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota, dengan Jawa Barat dipercaya sebagai pusat kegiatan karena perannya sebagai kontributor utama dalam produksi beras nasional.

Dalam prosesi tersebut, Presiden Prabowo turun langsung ke lahan pertanian, mengoperasikan combine-harvester—alat panen modern yang merepresentasikan integrasi teknologi dalam dunia pertanian.

Ia didampingi Menko Pangan Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang turut naik ke mesin yang sama sebagai simbol sinergi pemerintah dalam memperkuat sistem ketahanan pangan.

Menurut laporan dari Menteri Pertanian, stok beras nasional saat ini mencapai 2,4 juta ton, dan diprediksi meningkat menjadi 3 juta ton setelah panen raya, menjadikannya angka tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Produksi yang begitu melimpah bahkan mulai melebihi kapasitas penyimpanan di berbagai gudang.

Setelah prosesi panen, Presiden Prabowo mengadakan konferensi video dengan para kepala daerah dan petani dari berbagai wilayah untuk mendengarkan masukan langsung dari lapangan.

BACA JUGA:  Reuni Sahabat Lama, Prabowo dan Zahid Bahas Stabilitas ASEAN

Gubernur Dedi Mulyadi menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi para petani di Jawa Barat. Ia mengapresiasi kelancaran distribusi pupuk, namun menekankan bahwa biaya pestisida dan pengendalian hama masih menjadi beban besar bagi petani.

“Petani harus menyemprot keong dan hama dua kali sehari sebelum tanam. Ini menambah beban biaya cukup besar,” jelasnya.

Dedi juga menyerukan perlunya peningkatan akses layanan kesehatan bagi petani. Ia menyoroti masih banyaknya petani yang belum terdaftar BPJS atau menunggak iuran BPJS mandiri. “Negara harus hadir dan menjamin kesehatan para petani, sebagai garda terdepan penyedia pangan bangsa,” tegasnya.

Sebagai daerah dengan kontribusi besar dalam produksi padi, Dedi pun berharap Kementerian Pertanian dapat meningkatkan alokasi alat dan mesin pertanian (alsintan) bagi petani Jawa Barat guna menunjang produktivitas ke depan.

Panen Raya 2025 bukan sekadar perayaan hasil panen, tapi merupakan tonggak penting dalam perjalanan panjang Indonesia menuju kedaulatan pangan. Di titik temu antara teknologi, kepemimpinan, dan aspirasi rakyat, sawah-sawah negeri ini menegaskan bahwa swasembada pangan adalah visi yang kian mendekati kenyataan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!