KOROPAK.COM – TASIKMALAYA – Kota Tasikmalaya kembali dikepung banjir meskipun hujan yang mengguyur tergolong normal. Tidak ada kiriman air dari wilayah hulu seperti Puncak Bogor, yang biasanya disebut-sebut sebagai salah satu pemicu. Hal ini memunculkan dugaan kuat bahwa persoalan utama berada pada sistem drainase kota yang tidak optimal.
Kondisi tersebut memunculkan gelombang kritik dari warga dan warganet, yang menilai bahwa banjir ini merupakan cerminan dari buruknya tata kelola perkotaan, khususnya dalam hal infrastruktur pengendalian air dan penanganan sampah. Masyarakat pun mempertanyakan sejauh mana keseriusan pemerintah kota dalam menangani persoalan ini secara tuntas.
Melansir dari The Power Of Netizen, Salah satu hal yang menjadi perhatian utama adalah absennya Wali Kota di tengah bencana banjir yang melanda. Di media sosial, keluhan dan sindiran terus bermunculan. Beberapa menyebut, sejak dilantik, sang Wali Kota belum menunjukkan langkah konkret yang berdampak langsung terhadap perbaikan sistem kota.
Di sisi lain, muncul perbandingan dengan sosok lain seperti Dedi Mulyadi, yang dikenal responsif terhadap masalah rakyat. Sebagian warga menyatakan harapan agar tokoh-tokoh seperti Dedi bisa lebih peduli, bahkan dibandingkan dengan mereka yang secara struktural bertanggung jawab langsung terhadap daerah.
Masalah yang disorot warga tidak hanya banjir, tetapi juga berbagai aspek infrastruktur dasar lainnya. Drainase yang tersumbat, jalan berlubang yang tidak diperbaiki, kurangnya lampu penerangan jalan, serta pengelolaan sampah yang tidak optimal disebut sebagai permasalahan yang terus berulang tanpa penyelesaian berarti.
Netizen menyayangkan bahwa pemimpin daerah terkesan hanya muncul dalam acara-acara seremonial tanpa menghadirkan solusi nyata. “Kalau tidak viral dulu, sepertinya pemerintah baru bergerak,” tulis salah satu pengguna media sosial dalam unggahan yang viral.
Gelombang kritik ini sekaligus menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah Tasikmalaya. Dalam kondisi masyarakat menghadapi persoalan langsung seperti banjir, kehadiran dan respons cepat dari pemimpin lokal bukan hanya ditunggu, melainkan juga menjadi kewajiban.
Kini, masyarakat Tasikmalaya menanti jawaban konkret dari pemerintah kota. Bukan hanya janji, tetapi aksi nyata untuk mengatasi banjir dan memperbaiki kualitas hidup warganya.