KOROPAK.COM – PUTRAJAYA – Dalam nuansa hangat Hari Raya Idulfitri yang menggambarkan semangat kebersamaan dan rekonsiliasi, dua pemimpin utama Asia Tenggara, Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, menggelar pertemuan penting yang dapat menjadi tonggak diplomasi di tengah tantangan ekonomi kawasan akibat tekanan kebijakan perdagangan internasional.
Berlokasi di kediaman resmi PM Malaysia, Kompleks Seri Perdana, Putrajaya, pada Minggu (6/4/2025), keduanya terlibat dalam dialog empat mata yang berlangsung akrab namun sarat strategi.
Lebih dari sekadar momen silaturahmi Idulfitri, pertemuan ini menjadi respons awal atas dinamika baru yang timbul dari kebijakan tarif impor Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump, yang menyasar negara-negara ASEAN secara signifikan.
Kebijakan yang diumumkan pada 2 April 2025 itu menetapkan tarif resiprokal yang cukup tinggi bagi negara-negara di Asia Tenggara. Indonesia mendapat tarif sebesar 32 persen, Malaysia 24 persen, sementara negara lain seperti Thailand dan Vietnam terkena tarif yang lebih tinggi.
Meski isi pertemuan tidak sepenuhnya dibuka ke publik, PM Anwar melalui akun media sosialnya menyampaikan bahwa diskusi mereka menyentuh isu-isu strategis kawasan.
“Kami mendiskusikan dampak dari tarif baru yang diberlakukan AS terhadap ASEAN serta langkah-langkah kolaboratif untuk membantu warga Myanmar yang terdampak bencana gempa,” ujar Anwar.
Isu kemanusiaan turut memperkuat narasi bahwa kedua pemimpin berperan sebagai penopang stabilitas regional, menjaga semangat persatuan dan tanggung jawab kolektif di ASEAN.
Presiden Prabowo tiba mengenakan batik cokelat gelap dan peci hitam, dan langsung disambut oleh PM Anwar di teras utama. Suasana yang hangat mencerminkan hubungan bilateral yang kuat, sekaligus menunjukkan keseriusan kedua negara dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
PM Anwar menegaskan pentingnya semangat Lebaran dalam mempererat kerja sama bilateral. “Aidilfitri menjadi momentum memperkuat persaudaraan dan kolaborasi antara Malaysia dan Indonesia demi stabilitas dan kesejahteraan kawasan,” ucapnya.
Usai pertemuan, PM Anwar secara pribadi mengantar Prabowo hingga ke kendaraan dinasnya yang kemudian membawanya menuju Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) untuk kembali ke Jakarta.
Pertemuan ini dinilai sebagai awal penting bagi arah baru kerja sama regional dalam menghadapi gelombang proteksionisme global.
Dalam perspektif sejarah ASEAN, dialog antara Prabowo dan Anwar bisa menjadi salah satu langkah awal menghadapi tantangan perdagangan abad ke-21—sebuah babak baru yang akan terus berkembang seiring arah kebijakan global.