Koropak.com – Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79, Tim Ekspedisi melaksanakan upacara pengibaran bendera merah putih di tempat yang tidak biasa, yakni di Kawah Purba Galunggung dan Batu Ampar.
Kegiatan ini diadakan sebagai bentuk penghormatan terhadap amanat yang tercantum dalam Naskah Kuno Galuh. Upacara tersebut dipimpin oleh Irjen Pol Purn H. Anton Charliyan, yang akrab disapa Abah H. Anton, pada Sabtu, 17 Agustus 2024.
Upacara bendera juga melibatkan tujuh anggota tim, termasuk Ketua Tim Hadi Permana serta anggota Dadang Ruslian, Apon Sumuati, Rifai Nasution, Ili Sumantri, Andi Setiawan, Edih Abdul Rahman, dan RT Suryana.
Tim ini berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak Kawah Purba yang terletak di ketinggian sekitar 2300 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Adapun keputusan untuk melaksanakan upacara di lokasi tersebut berakar dari Naskah Kuno Galuh yang berasal dari sekitar tahun 1518 Masehi.
Naskah tersebut berisi amanat untuk menjaga wilayah Kabuyutan Galunggung dari penguasaan asing, dengan penekanan khusus pada Gunung Galunggung.
Menurut naskah ini, menjaga wilayah tersebut merupakan bagian dari konsepsi cinta tanah air dan tanah leluhur. Naskah itu ditulis oleh Maharaja Sunda Galuh Prabu Darmasiksa, yang saat itu berkuasa di Pakuan Bogor, bukan di wilayah Galunggung.
Oleh karena itu, komunitas-komunitas budaya, petani, akademisi, santri, LSM, dan ormas di Tatar Sunda melaksanakan upacara ini setiap tahun sejak 2017 untuk menghormati amanat tersebut.
Tim Ekspedisi Galunggung juga memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbaiki Monument Kabuyutan Kawah Purba yang mengalami kerusakan akibat tindakan tidak bertanggung jawab dari pendaki sebelumnya.
Selain itu, tim juga meminta kepada para pendaki dan pecinta alam untuk menjaga dan memelihara monument tersebut agar tidak mengalami kerusakan lebih lanjut.
Dalam wawancara dengan Abah Anton, selaku Ketua Dewan Penasihat PWI Pusat dan penggagas kegiatan ini, ia menjelaskan bahwa upacara hanya dilakukan di dua tempat, yaitu Batu Ampar dan Kawah Purba Galunggung, sesuai dengan amanat naskah kuno.
“Hanya wilayah tersebut yang perlu dirawat dan dijaga sesuai dengan amanat sejarah dan budaya local,” jelas Abah Anton.
Kegiatan ini mencerminkan dedikasi Tim Ekspedisi dan komunitas terkait dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya serta sejarah yang menjadi bagian integral dari identitas mereka.











