Koropak.com – Teori ilmiah dan data observasi menunjukkan bahwa sistem Bumi telah mengalami pemanasan, dengan penyebab utama adalah gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Perubahan iklim ini menghadirkan ancaman serius bagi ekosistem di Bumi, baik di daratan maupun di lautan.
Dampak perubahan iklim terhadap sistem sensitif atau sistem pada kondisi iklim ekstrem (daerah kutub dan pegunungan tinggi) diperkirakan akan dirasakan lebih awal dan lebih kuat.
Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu sistem kelautan yang paling sensitif terhadap perubahan iklim, dan Goreau dan Hayes (1994) menemukan bahwa pemutihan karang berkaitan erat dengan tingginya suhu permukaan laut yang semakin tinggi akibat pemanasan global.
Di wilayah pegunungan tinggi seperti Pegunungan Alpen, pemanasan yang ditunjukkan oleh suhu udara di dekat permukaan selama beberapa dekade terakhir melebihi laju pemanasan global, sehingga menyebabkan terus mencairnya gletser dan lapisan es (IPCC 2018).
Peningkatan suhu lapisan es hingga 0,3°C per dekade tercatat pada kedalaman sekitar 20 m selama satu hingga tiga dekade terakhir. Pemanasan dan pencairan lapisan es diperkirakan akan meningkatkan risiko jatuhnya batuan, aliran puing-puing, dan penurunan permukaan tanah.
Mencairnya lapisan es juga berdampak pada keanekaragaman hayati dan berkontribusi terhadap perubahan iklim melalui pelepasan gas rumah kaca, karbon dioksida dan metana.
Tutupan salju Arktik juga terus berubah. Yang paling menonjol adalah durasi tutupan salju yang menurun dengan cepat (3–5 hari per dekade) selama periode 1982–2011 (Barichivich dkk. 2013).
