Khasanah

Dalil di Balik 10 Muharram sebagai Lebaran Anak Yatim

×

Dalil di Balik 10 Muharram sebagai Lebaran Anak Yatim

Sebarkan artikel ini
Dalil di Balik 10 Muharram sebagai Lebaran Anak Yatim
Doc. Foto: iStock

 

Koropak.com – 10 Muharram sering disebut sebagai lebaran anak yatim. Sebutan ini tidak tanpa alasan, karena amalan tersebut dianjurkan oleh Nabi SAW, berhubung dengan keutamaan bulan Muharram.

Sebagaimana diketahui, Muharram adalah bulan yang mulia. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits,

“Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim)

Di Indonesia, menyantuni anak yatim pada 10 Muharram juga disebut sebagai bulannya anak yatim. Mengutip Majalah Aula Edisi Juli 2024, bersedekah kepada anak yatim pada bulan Muharram merupakan amalan yang mulia.

Dalil Menyantuni Anak Yatim pada 10 Muharram
Masih dari sumber yang sama, dalil terkait menyantuni anak yatim pada 10 Muharram tercantum dalam hadits Nabi Muhammad SAW, berikut bunyinya:

“Apakah kamu ingin hatimu lembut dan hajatmu terkabul? Sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, berilah ia makanan dari makananmu, maka hatimu akan lembut dan hajatmu akan terkabul.” (HR Thabrani)

Selain bersedekah, terdapat keutamaan lainnya bagi muslim yang mengusap kepala anak yatim pada 10 Muharram dalam hadits Nabi SAW lainnya.

“Dan barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya.” (kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiya-Iwal Mursalin karya Abullaits Assamarqandi)

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim
Menukil dari buku Keajaiban Menyantuni Anak Yatim karya Mujahidin Nur, menyantuni anak yatim menjadi akhlak mulia yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Islam memandang anak yatim sebagai golongan lemah yang paling berhak mendapat pertolongan dan kasih sayang dari orang sekitarnya.

Bahkan, dalam hadits dari Saib bin Abdullah RA ia berkata dirinya datang kepada Nabi SAW lalu sang rasul bersabda, “Bersikaplah kepada anak yatim seperti seorang bapak yang penyayang.” (HR Bukhari)

Muslim yang menyayangi anak yatim semasa hidupnya niscaya akan dekat kedudukannya dengan Rasulullah SAW. Saking dekatnya, Nabi SAW mengibaratkan seperti jari telunjuk dan jari tengah.

“Bahwa aku dan orang-orang yang memelihara anak yatim dengan baik akan berada di surga, bagaikan dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah, lalu Nabi mengangkat tangannya dan memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, lalu ia renggangkan.” (HR Bukhari)

BACA JUGA:  Hukum Sumpah Pocong Menurut Agama Islam

M Khallilurahman Al Mahfani dalam bukunya yang berjudul Dahsyatnya Doa Anak Yatim turut menyebut keutamaan lainnya yaitu tergolong sebagai orang-orang yang taat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al Insan ayat 8,

وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا

Artinya: “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.”

Selain itu, muslim yang menyantuni anak yatim juga akan diselamatkan dari siksa neraka di hari kiamat kelak. Nabi SAW bersabda,

“Demi yang mengutusku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, menyayangi keyatiman dan kelemahannya.” (HR Thabrani)

Amalan 10 Muharram Lainnya yang Bisa Dikerjakan
Mengutip dari buku 40 Amalan Ringan Berpahala Besar susunan Dr Iyadah bin Ayyub Al-Kubaisi yang diterjemahkan Aminul Yaqin berikut beberapa amalan 10 Muharram yang dapat dikerjakan selain menyantuni anak yatim.

1. Puasa Asyura
Selain menyantuni anak yatim pada 10 Muharram, muslim bisa menunaikan puasa sunnah Asyura. Dalilnya tercantum dalam hadits Nabi SAW.

“Dari Abu Qatadah RA, Rasulullah SAW ditanya perihal puasa Asyura, lalu Rasulullah SAW bersabda, ‘Menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

2. Berzikir
Muslim juga bisa mengisi 10 Muharram dengan berzikir. Bacaan ini dipanjatkan sekaligus memohon ampun kepada Allah SWT.

Dari Abdullah bin Abbas RA ia berkata Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang selalu beristighfar (memohon ampun kepada Allah), Allah akan membukakan jalan keluar dari setiap kesulitan, memberikan kelapangan di tengah kesedihan, dan memberikan rezeki yang tak terduga baginya.” (HR Abu Dawud)

3. Berbagi Rezeki dan Perbanyak Sedekah
Berbagi rezeki dan perbanyak sedekah juga dapat diamalkan pada 10 Muharram. Amalan ini dianjurkan untuk dilakukan kepada keluarga dan kerabat terdekat karena pahalanya dilipatgandakan.

Dar Abu Sa’id al-Khudri, Nabi SAW bersabda:

“Barangsiapa memberi kelonggaran (nafkah) pada keluarganya pada hari Asyura niscaya Allah akan memberikan kelonggaran (rezeki) kepadanya sepanjang tahun.” (HR Thabrani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!