Koropak.com – Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas, Asrinaldi, menilai kemungkinan Presiden Joko Widodo bergabung dengan Partai Gerindra sangat kecil.
Penilaian ini muncul setelah Jokowi mengenakan kemeja putih, yang merupakan pakaian khas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan para kader partai tersebut, saat menghadiri acara apel kader pada Sabtu, 31 Agustus 2024.
“Berdasarkan karakter dan prinsip yang ada di Partai Gerindra, peluang Jokowi untuk bergabung dengan partai tersebut tergolong kecil,” ujar Asrinaldi dalam wawancaranya di Jakarta pada Ahad, 1 September 2024.
Asrinaldi mengatakan penggunaan pakaian yang sama dengan kader Gerindra bukan suatu sinyal dari Jokowi untuk bergabung, melainkan merupakan bentuk penghargaan. Namun, menurutnya, tidak tertutup kemungkinan Jokowi akan bergabung dengan Partai Gerindra setelah masa jabatannya berakhir.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku bangga ketika Jokowi datang ke acara apel kader partainya dengan mengenakan kemeja putih. Dalam sambutannya, Muzani mengatakan Jokowi sering datang ke acara partai politik mengenakan baju dengan warna yang menyesuaikan nuansa parpol.
Sebelumnya, ketika menghadiri penutupan Musyawarah Nasional XI Partai Golkar, Jokowi tampak mengenakan kemeja berwarna kuning. Lalu, ketika menghadiri acara pembukaan Kongres Ke-6 Partai Amanat Nasional (PAN), Jokowi hadir dengan mengenakan kemeja berwarna biru. Dua warna itu merupakan warna yang melambangkan masing-masing partai tersebut.
“Memang Pak Jokowi dalam beberapa hari terakhir dalam setiap menghadiri acara partai menyesuaikan dengan warna partai. Biasanya cinta terakhir yang akan bersemi di hati beliau,” kata Muzani.
Apel kader Partai Gerindra itu juga dihadiri oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan sejumlah tokoh parpol dan menteri, seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir; Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno; Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin; dan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Adapun pakar Ilmu Politik Universitas Indonesia Cecep Hidayat menganggap terlalu dini asumsi kemungkinan Presiden Jokowi akan masuk Partai Gerindra setelah masa jabatannya berakhir.
“Meskipun ada sinyal kedekatan, belum ada indikasi jelas bahwa Jokowi akan bergabung dengan Gerindra. Banyak yang berpendapat hubungan ini lebih pada diplomasi politik dan membangun aliansi daripada langkah Jokowi untuk menjadi kader partai tertentu,” kata Cecep ketika dihubungi di Jakarta pada Ahad.
Cecep menilai Jokowi dengan jabatannya sebagai seorang kepala negara memiliki tanggung jawab untuk dekat dengan semua partai, salah satunya dengan memakai pakaian yang berwarna serupa dengan warna khas partai yang Jokowi datangi.
Cecep memberikan contoh bahwa saat Jokowi menghadiri acara penutupan Musyawarah Nasional XI Partai Golkar, ia mengenakan kemeja kuning. Demikian juga ketika menghadiri pembukaan Kongres Ke-6 Partai Amanat Nasional (PAN), Jokowi hadir dengan kemeja biru.
“Ini menunjukkan bahwa Jokowi ingin memperlihatkan kedekatannya dan keterlibatannya dengan berbagai pihak, bukan berarti dia akan menjadi kader Partai Gerindra,” jelas Cecep.
Mengenai pujian Prabowo kepada Jokowi dalam acara apel kader, Cecep menilai bahwa hal tersebut mencerminkan adanya kerja sama politik di antara keduanya, namun tidak menunjukkan bahwa Jokowi akan bergabung dengan Gerindra.
“Ini hanya untuk menunjukkan kepada publik bahwa mereka memiliki kedekatan. Jadi, ini adalah bentuk komunikasi dengan publik,” kata Cecep.
Mengenai masa depan politik Jokowi setelah masa jabatannya berakhir, Cecep percaya bahwa Jokowi telah memiliki rencana keluar untuk kariernya berikutnya, apakah akan berperan dalam kapasitas lain atau tetap terlibat dalam politik.
“Jokowi pernah mengatakan ingin pulang kampung. Namun, dengan berbagai aktivitasnya, saya rasa ia tidak akan benar-benar pulang kampung. Mungkin ia akan berperan sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) atau posisi lainnya,” tuturnya.